Rosan Perkasa Roeslani

Pengusaha, proxy bisnis Nirwan Bakrie dan sahabat karib Sandiaga Uno

rosan roeslani

————-

biografi dari merdeka.com

Bicara soal bisnis tak bisa lepas dari sosok Rosan Perkasa Roeslani, presiden direktur dan direktur dari PT. Berau Coal Energy Tbk. Tak ada niat untuk menekuni bidang ini, dia sendiri menyebutnya sebagai kecelakaan. Sepulang menimba ilmu di Amerika dan memperoleh gelar Sarjana di bidang Administrasi Bisnis, Rosan melamar pekerjaan di perbankan pada 1993. Lalu dia melanjutkan studinya ke Belgia dan mencapai gelar Master di bidang Administrasi Bisnis (MBA) dan kembali ke Jakarta pada 1996.

Di sana dia bersama teman-temannya yang juga bergerak di bidang finance,mendirikan usaha di Jakarta. Rosan mendirikan PT Republik Indonesia Funding atau sering disingkat Finance Indonesia. Mulanya banyak mencibir usahanya, namun mereka tetap berusaha meyakinkan akan membuat financial restructure. Apalagi pada pertengahan 1997, boleh dibilang hampir semua perusahaan di Indonesia butuh restrukturisasi.

Apalagi tahun itu merupakan tahun terburuk yang pernah ada dalam ekonomi Indonesia, dan turut menjalar ke krisis politik dan sosial. Recapital Advisors telah berkembang dari sebuah perusahaan penasehat keuangan kecil menjadi perusahaan besar, terkemuka, dan kompeten dalam hal kerja sama strategis, manajemen aset keuangan dan investor. Prestasi tersebut dicapai dalam waktu kurang dari 13 tahun.

Akhirnya perusahaan tersebut mulai berjalan. Pada 2002 baru berubah nama dari PT Republik Indonesia Funding menjadi Recapital. Dalam tiga tahun terakhir, Recapital Advisors sudah mulai menginjakkan kaki di regional maupun global. Distribusi air Aetra, sekarang menjadi mitra terpercaya pemerintah kota di Vietnam, setelah usaha yang sukses di Jakarta dan Tangerang.

Pendiri perusahaan, Rosan Roeslani, Sandiaga Uno, dan Elvin Ramli percaya bahwa pertumbuhan bisnis yang kuat dan berkelanjutan hanya terjadi jika perusahaan memiliki struktur keuangan yang solid, strategi pembangunan nilai tambah, manajemen organisasi, dan komitmen terhadap tata kelola perusahaan yang baik adalah beberapa kunci sukses di masa depan.

Rosan Roeslani memiliki keahlian dalam menganalisis dan mengembangkan investasi dan diversifikasi portofolio. Dia juga mempunyai ketrampilan dalam restrukturisasi keuangan dan proses merger dan akuisisi. Rosan memiliki jam terbang tinggi dalam analisis mata uang asing. Saat ini, Rosan adalah Komisaris untuk beberapa perusahaan. Antara lain, PT Visi Media Asia Tbk., Saratoga Investama Sedaya, dan Mahaka Media tbk Non-executive Director di Bumi Plc. Founder dan Chairman Amanah Recapital Foundation ini juga menjabat Chairman serta Dewan Pengawas Yayasan Losari.

Sampai sekarang dia bercita-cita ingin memiliki karyawan sampai dengan dua juta orang. Bagi dia cita-cita tersebut bukanlah sepele sebab banyak perusahaan yang Rosan tangani. Karena banyak perusahaan tentu memerlukan sumber daya manusia yang banyak. Melenceng sedikit saja, akan berbahaya. Namun, dengan itu dia bisa membantu banyak orang dengan menyediakan lapangan pekerjaan.

Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic

KARIR
  • Komisaris PT Visi Media Asia Tbk
  • Komisaris Saratoga Investama Sedaya
  • Komisaris Mahaka Media tbk
  • Non-executive Director di Bumi Plc.
  • Founder dan Chairman Amanah Recapital Foundation Juga Menjabat Chairman
  • Dewan Pengawas Yayasan Losari

+++++++

diunduh dari   http://www.asatunews.com

Beranda » NASIONAL » Inilah Kejahatan Rosan Perkasa Roeslani

Kamis, 01 Agustus 2013 – 22:00:07 WIB
Inilah Kejahatan Rosan Perkasa Roeslani

1

ASATUNEWS – Inilah kejahatan-kejahatan awal Rosan Perkasa Roeslani. Ia President Director of PT Berau Coal Energy Tbk sampai 8 Jan 2013. Rosan juga President Director Recapital Advisor. Rosan P Roeslani juga Presdir PT. Berau Coal sampai Januari 2001 dan President Commissioner Recapital Securities 2002 – 2003.

Seperti kita tahu, jabatan atau posisi strategis Rosan P Roeslani di perusahaan-perusahaan milik Bakrie sangat banyak. Siapa sebenarya sosok mafioso yang satu ini? Kenapa Abu Rizal Bakrie, Ical atau Nirwan sangat percaya? Saking strategis posisi Rosan di Bakrie Grup, sehingga banyak orang menyebut bahwa Rosan P Roeslani lah yang sebenarnya otak bisnis Bakrie Grup.

Rosan dikenal sebagai orang kepercayaan dan tangan kanan Ical dan Nirwan Bakrie. Kenapa sosok Rosan bisa sangat dipercaya? Inilah tabir Rosan.

Rosan pernah diadukan ke polisi oleh para pemegang saham Bank BTPN beberapa tahun yang lalu. Pengaduan para pemegang saham Bank BTPN terhadap Rosan P Roeslani terkait dugaan penempatan dana nasabah BTPN secara ilegal. Bank BTPN adalah salah satu bank rekap yang sahamnya dibeli Rosan atau Recapital Securities pada tahun 2005-2006 lalu sebanyak 71.6% dari PPA.

Seperti kita tahu, terhitung 12 Maret 2008, Bank BTPN listing di Bursa efek Jakarta (BEJ) dan resmi menyandang gelar sebagai perusahaan tbk (terbuka). Anehnya pada 14 Maret 2008, Texas Pacific Group (TPG) mengakuisisi saham bank BTPN sebesar 71,61% dari Rosan atau Recapital Securities. Tidak lama setelah itu muncul masalah yang terkait dengan dugaan fraud yang dituduhkan kepada Rosan dengan modus penempatan dana ke pihak ketiga.

Penempatan dana Bank BTPN pada Pihak ketiga, PT. Asuransi Jiwasraya yang diduga tanpa seizin dan sepengetahuan pemengang saham minoritas. Dari penempatan dana Bank BTPN yg diduga ilegal ke Jiwasraya, Rosan diduga menerima komisi asuransi Rp3 M sampai Rp4 M per bulan. Kasus ini sempat mencuat ke permukaan, tetapi segera “diamankan” Rosan. Rosan kemudian keluar dari manajemen Bank BTPN.

Bagaimana fraud yang diduga dilakukan Rosan di Bank BTPN dan juga BUMI Resources dan lain-lain? (Bersambung)

Beranda » NASIONAL » Rosan Perkasa Roeslani Gelapkan Uang Rp1,7 Triliun

Kamis, 01 Agustus 2013 – 23:16:01 WIB
Rosan Perkasa Roeslani Gelapkan Uang Rp1,7 Triliun
Diposting oleh : http://www.asatunews.com
Kategori: NASIONAL – Dibaca: 683 kali

ASATUNEWS – Inilah bukti lain Karut-marut perebutan saham dan kendali atas Bumi Plc dan kilas balik perseteruan Rothschild dengan Bakrie Grup.

Kasus ini urgen untuk dikupas tuntas karena di dalamnya ada kolusi, strategi licik, pat gulipat dan penggelapan uang triliunan rupiah yang jadi kasus internasional.

Salah satu aktor terpenting dalam perseteruan Rothschild (berdomisili di Inggris) dengan Bakrie Grup adalah sosok mafioso Rosan Perkasa Roeslani. Rosan saat itu, salah satu Direktur di Bumi Plc. (Non Executive Director) dan merangkap sebag ai Presiden Direktur PT BCE.

Seperti kita tahu, BCE adalah PT Berau Coal Energy Tbk, anak perusahaan Bumi Plc di mana Rosan menjabat sebagai Presdir BCE sampai Januari 2013. Bumi Plc adalah pemilik 84,7% saham di PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) dan 29,2% saham di PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Plc , Public Limited Company atau PT Tbk yang kita kenal di hukum RI. Kenapa pakai Plc? Karena Bumi juga tunduk pada hukum Inggris. Pada 31/5/2013 Bumi Plc terbitkan laporan keuangan tahun 2012 yang mencatat rugi bersih sebesar US$ 2,32 miliar
Kerugian itu antara lain disebabkan penyelewengan dana oleh anak usahanya PT Berau. Ada transaksi pada 2011/2012 US$ 201 juta yang tidak jelas. Saat itu yang menjadi Presiden Direktur PT. Berau (anak BUMI Plc), Rosan P Roeslani.

Manajemen Bumi Plc menyimpulkan adanya penyimpangan keuangan pada lapkeu dan neraca BRAU, yang tidak bisa dibuktikan oleh Rosan cs.

Transaksi yang dinilai menyimpang itu pembayaran senilai US$ 152 juta di tahun 2012 dan pembayaran senilai US$ 49 juta di tahun 2011. Dewan Direksi Bumi Plc menyatakan pengeluaran senilai 152 juta dollar AS di tahun 2012 sebagai pengeluaran lain-lain atau exceptional cost.

Sedangkan, pengeluaran misterius US$ 49 juta pada tahun 2011, oleh manajemen BRAU, sebanyak US$ 45 juta dilaporkan sebagai reklasifikasi. Dan yang US$ 4 juta sisanya dicatatkan sebagai aset yang sedang dibangun Ada juga US$ 20 juta sebagai pendapatan pajak tambahan tapi dihapus

Akibat temuan penyimpangan tersebut, Presiden Direktur PT BERAU Rosan P Roeslani pun mengundurkan diri. Diganti dengan Eko Santoso Budianto. Sementara Rosan Roeslani akan dilaporkan ke pihak yang berwajib atas dugaan penggelapan dana sebesar hampir Rp2 Triliun itu.

Manajemen BUMI Plc dan BERAU juga melaporkan temuan ini kepada Litigation Comitte dan mengambil tindakan tegas terhadap Rosan Roeslani Cs. Bumi Plc dan Berau akan melakukan semua langkah dan cara yang perlu untuk mendapatkan kembali uang mereka yang diduga ditilep Rosan Roelani cs.

Di tengah-tengah praktik Fraud atau penggelapan atau lebih tepatnya tindak kriminal yang diduga keras dilakukan Rosan ini, Bapepam LK bertindak aneh. Bapepam LK awalnya menyatakan pada Lapkeu Berau terdapat penyelewengan, tapi kemudian mengubah putusannya jadi sekadar kesalahan administrasi belaka. Padahal tindakan Fraud yang dilakukan Rosan sebagai Presdir PT BERAU tersebut masuk sebagai kejahatan pidana. Kriminal berat.

Nat Rothschild pemegang saham utama mendesak Dewan Direksi Bumi Plc untuk mendapatkan perintah hukum pembekuan semua aset Rosan Roeslani. Perintah hukum atau hakim untuk pembekuan atas aset mantan Direktur Rosan Roeslani sebagai upaya mengambil kembali dana perusahaan yang digelapkannya.

Rothschild telah perkuat tindakan hukum yang dipersiapkan Bumi melawan Rosan P Roeslani yang dituduh gelapkan uang US$$ 201 juta di Berau.

Rothschild mengatakan “Dewan memiliki kekuatan untuk membekukan aset berdasarkan Companies Act, tapi memilih untuk tidak menggunakannya”. Nat Rothschild mengaku, sejak bulan Desember 2012, ia mengingatkan Direksi Bumi Plc akan adanya penyalahgunaan jabatan yang mengerikan.

Nat melakukan kecaman bahwa BUMI adalah kotak hitam. Pemegang saham bisa voting tanpa tahu apakah transaksi pemisahan dengan keluarga Bakrie itu adil. “Write down” sebelumnya oleh Bumi Plc mengindikasikan bahwa lebih dari US$ 1 miliar disalahgunakan oleh Bakrie. Direksi Bumi Plc memilih terus bernegosiasi dengan Bakrie meski mereka sudah tahu bahwa Bakrie dan Rosan Roeslani sudah merampok BUMI dan Berau.

Upaya Nat tidak sia-sia. 26 Juni 2013, akhirnya mengumumkan telah capai kesepakatan dengan PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) dan Rosan P Roeslani sebagai mantan Presiden Direktur Berau dihukum harus mengganti aset Berau senilai US$ 173 juta atau Rp 1,71 triliun.

“Pembayaran harus dilakukan dengan akta notaris dan harus disaksikan pihak independen dan dalam bentuk tunai,” ujar jubir Bumi Plc Pankhania

Di dalam akta disepakati bahwa Rosan tidak perlu mengakui kesalahan atau memiliki utang atas potensi tuntutan hukum di masa mendatang. Bumi Plc berjanji menarik tuntutan kepada Rosan terkait penggelapan dana milik perusahaan itu.

Namun, kesepakatan tersebut harus mendapat persetujuan dari para pemegang saham Bumi Plc dalam RUPS LB juga ada Kesepakatan pengalihan aset ke Berau dan pengabaian potensi tuntutan. Para pemegang saham mencari solusi pemisahan dengan Bakrie Group

Hingga saat ini belum ada tanggapan dan konfirmasi tentang kesepakatan tersebut, dari pihak manajemen Berau atau Rosan Roeslani sendiri.

Pihak Nat menjelaskan bahwa dalam rangka melindungi pemilik saham minoritas, perusahaan tidak berhak memutuskan apakah Rosan bisa dibebaskan atau tidak. Sementara CEO Bumi PLc, Schirnding dalam RUPS Tahunan mengatakan sudah ada pembicaraan dengan UK Serious Fraud Office terkait ulah Rosan.

Sementara itu kewajiban harus dipenuhi sesuai kesepakatan, uang tunai US$ 278 juta akan digunakan untuk beli saham PT Bumi Resources Tbk. Pembelian pada harga Rp 680 per saham. Pada penutupan terakhir saat itu, harga saham BUMI berada di level Rp 530 per saham. Bertubi- tubi terus kewajiban Bakrie dan kroninya berkembang dan membengkak, dana yang harus disediakan untuk menyelesaikan Bumi Plc. Namun ternyata muncul problem baru, dengan dituntutnya pengembalian uang sebesar 171 juta USD sebagai uang pengembalian

Sementara bukti-bukti baru tindak pidana penggelapan Rosan yang harus ditangani secara hukum oleh otoritas pasar saham London Inggris, semakin nyata. Di tepi lain, kepercayaan investor asing terhadap pasar modal dan Bapepam LK Depkeu kian hancur karena terbukti korup dan mudah disuap.Bahkan Bank Indonesia sendiri yang sebenarnya sudah tahu kejahatan Rosan justru membiarkan Rosan sebagai salah satu pemilik Bank Pundi.

Padahal, sebelumnya Rosan pernah dilaporkan sebagai pemegang saham mayoritas Bank BTPN yang memerintahkan penempatan dana secara ilegal.Rosan menempatkan dana nasabah Bank BTPN ke PT. Ass Jiwasraya dengan imbalan komisi asuransi untuk pribadinya sebesar Rp3-4 miliar per bulan. Meski kasus pidana tersebut sudah dilaporkan ke pihak yang berwenang, namun kasus itu lenyap tanpa bekas. Entahlah berapa miliar uang suap yang ditebar Rosan Perkasa Roeslani untuk menutupi kejahatannya. Negeri ini akan hancur jika ulah mafia seperti Rosan dibiarkan.

Bagamana nasib Rosan P Roeslani yang juga pemilik Recapital dan dikenal sebagai top eksekutif itu ? Apakah berakhir di penjara? Maka jangan mimpi Ical jadi presiden. (Bersambung)

HomeBisnisSaham
RABU, 26 JUNI 2013 | 20:26 WIB
Bumi Plc Minta Rosan Ganti Aset Berau Rp 1,71 T

Jakarta, (2/10). Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, London – Emiten pertambangan yang berbasis di London Bumi Plc, hari ini 26 Juni 2013 mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) dan Rosan Roeslani sebagai mantan Presiden Direktur Berau agar Rosan mengganti aset Berau senilai US$ 173 juta atau Rp 1,71 triliun.

Juru Bicara Bumi Plc Jayesh Pankhania mengatakan kesepakatan itu merupakan penyelesaian atas dugaan penyimpangan dana di Berau senilai US$ 201 juta atau sekitar Rp 1,99 triliun pada 2011 dan 2012 ketika itu Rosan masih menjadi bos Berau.

“Kami sudah mencapai kesepakatan agar Pak Rosan mentransfer atau membayar setara aset menjadi aset dan atau dana tunai bagi Berau senilai US$ 173 juta. Pembayaran harus dilakukan dengan akta dan harus disaksikan oleh pihak independen dan lebih disukai dalam bentuk tunai,” ujar Pankhania dalam keterangan tertulisnya 26 Juni 2013.

Persyaratan dalam kesepakatan itu, kata dia, Bumi dan Berau setuju untuk mengabaikan potensi klaim yang mungkin akan muncul kepada Rosan di masa mendatang. Didalam akta disepakati bahwa Rosan tidak perlu mengakui kesalahan atau memiliki utang atas potensi klaim di masa mendatang.

Pankhania mengatakan kewajiban para pihak untuk mematuhi perjanjian termasuk diraihnya persetujuan oleh pemegang saham Bumi Plc. “Kesepakatan kami agar ada pengalihan aset ke Berau dan pengabaian potensi klaim. Saat ini para pemegang saham juga sedang mencari kesepakatan untuk pemisahan dengan Bakrie Group,” ujarnya.

Pada 31 Mei lalu, Bumi Plc mengumumnya telah menemukan dugaan penyelewengan dana oleh anak usahanya Berau. Mereka menilai transaksi pada 2011 dan 2012 senilai US$ 201 juta tidak memiliki tujuan bisnis yang jelas. Berau merupakan perusahaan tambang batubara yang 84,7 persen sahamnya dimiliki Bumi Plc. Selain Berau, Bumi Plc juga memiliki anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang juga merupakan anak usaha Bakri Group.

Hingga saat ini belum ada tanggapan dan konfirmasi dari manajemen Berau maupun Rosan. Pada 12 Juni lalu, Rosan telah menyampaikan surat bantahan atas tudingan Bumi Plc. Terutama tudingan soal remunerasi yang diterimanya selama menjabat sebagai Presiden Direktur Berau. Bumi Plc menuding remunerasi Rosan yang ditentukan oleh Komite Remunerasi Berau tanpa sepengetahuan Bumi Plc. “Pernyataan ini menyesatkan dan bermotif politik,” ujar Rosan saat itu.

Rosan mengatakan dirinya mengundurkan diri sesuai dengan persetujuan pemegang saham Berau. Menurutnya, dia juga berhak untu menerima gaji yang tersisa dari sisa kotrak setelah dia mengundurkan diri. Hal tersebut terlampir pada kontrak kerjanya sebagai CEO Berau pada 2 Agustus 2010 yang ditandatangani oleh komisaris utama.

Mengenai tudingan Bumi Plc yang melaporkan bahwa dirinya telah menerima bonus sebesar US$ 3,06 juta tanpa keterbukaan. “Saya hanya menerima sebesar US$ 2,43 juta,” kata Rosan. Rosan melampirkan data mengenai bonus yang diterimanya sesuai dengan keputusan pemegang saham. Yakni pada rapat umum pemegang saham tahunan Berau pada 22 Maret 2012 dan 18 Juni 2012.

+|++++

Rothschild Sindir Bumi Atas Pembelian Inter Milan
Gloria Natalia Dolorosa – Sabtu, 19 Oktober 2013, 17:10 WIB

Reuters
Nathaniel Rothschild
Bisnis.com, JAKARTA – Nathaniel Rothschild menyatakan investasi di klub sepakbola Inter Milan senilai US$173 juta yang dilakukan mantan direktur Bumi Plc menunjukkan Bumi Plc tidak bertindak dalam memulihkan dana yang hilang.

Pada Juni lalu Bumi menyatakan telah menandatangani perjanjian dengan Rosan. Isinya, Rosan akan memulihkan kerugian sebesar US$173 juta. Rosan adalah mantan anggota dewan dan eks-CEO PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU), anak usaha Bumi Plc.

Sebuah kelompok yang berisi tiga pengusaha terkemuka Indonesia, yakni Erick Thohir, Rosan Roeslani, dan Handy Soetedjo, pada pekan ini membeli 70% kepemilikan saham di Liga Italia Seri A, F.C. Internazionale Milano S.p.A.

“Roeslani hanya memiliki dana dan kebebasan untuk melakukan ini karena dewan Bumi telah gagal untuk mengambil tindakan hukum apapun hingga saat ini menghadapinya,” kata Rothschild seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (19/10/2013).

Rothschild memiliki 21% hak suara di Bumi. Dia, keturunan dinasti perbankan Inggris, berhenti dari dewan Bumi pada Oktober 2012 di tengah perselisihan dengan sesama pendiri, yakni keluarga Bakrie. ROeslani mengundurkan diri pada Desember dan turun dari Berau Coal pada Januari.

Surat kabar Italia Corriere Della Sera melaporkan pada bulan lalu bahwa penjualan saham Inter Milan telah disepakati sekitar US$300 juta euro atau setara US$411 juta.

“Tidak logis membuat hubungan antara investasi Inter Milan dengan situasi di Bumi karena keduanya benar-benar berbeda,” tulis Roslan dalam surat elektroniknya kepada Bloomberg News.

Menurutnya, pihaknya memiliki komite investasi independen untuk mengidentifikasi peluang investasi serta risiko.

“Masalah Bumi adalah topik lama yang sudah dibahas dengan transparansi penuh dan tentu saja komitmen penuh,” tulis Roslan.

Bumi dalam surat elektroniknya, 18 Oktober 2013, menyatakan Roslan pada Juni silam setuju untuk mengembalikan uang dan aset pada 26 Desember.

“Nilai riil akan diperoleh kembali untuk Berau melalui penerapan perjanjian ini. Perusahaan telah bekerja secepat mungkin,” tulis Bumi Plc.

Edoardo Caldara, juru bicara Inter Milan, mengatakan Inter Milan tidak akan berkomentar atas perjanjian 15 Oktober yang mengumumkan penjualan Inter Milan kepada investor Indonesia.

Menurut Bumi Plc, perjanjian antara Bumi dengan Roeslani untuk pengembalian aset menyatakan Roslan tidak membuat pengakuan atas kesalahah atau kewajiban.

Pada Mei, Berau Coal menemukan pengeluaran sebesar US$201 juta dalam hasil audit kinerja keuangan perseroan pada 2012. Dana tersebut keluar tanpa tujuan usaha yang jelas. Sebulan kemudian Roslan sepakat untuk mentransfer kas dan setara kas senilai US$173 ke Bumi dalam sengketa yang dibawa ke UK’s Serious Fraud Office itu.
RIZKI PUSPITA SARI | ABDUL MALIK

++++

dari Kontan-Online

Asia Resource sita aset Rosan di Eropa

Telah dibaca sebanyak 4395 kali
Asia Resource sita aset Rosan di Eropa

JAKARTA. Sengketa antara Asia Resource Minerals Plc dan Rosan Perkasa Roeslani kian pelik. Mangkirnya Rosan atas pemenuhan perjanjian yang telah disepakati membuat Asia Resource melakukan tindakan lanjutan.

Raden Curt Eko Santoso Budianto, Direktur Utama PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) mengatakan, pihaknya dan Asia Resource telah mengajukan tuntutan resmi kepada Rosan.

Pembentukan majelis arbitrase telah dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Singapore International Arbitration Centre (SIAC) pada 24 Desember 2013. Asia Resources tidak akan melakukan pengalihan saham PT Asian Bulk Logistic (ABL).

“Posisi utama perseroan (Asia Resource) adalah Rosan harus melakukan pembayaran penuh dalam bentuk tunai,” ujar Raden Curt dalam pernyataan resminya, Senin (3/3) malam.

Asal tahu saja, awalnya Rosan berniat membayar ganti rugi berupa tunai dan aset. Adapun aset yang akan diserahkan adalah 49% saham ABL dan 600 hektare (ha) lahan milik PT Borneo Prapatan Lestari. Asia Resource yang dulunya bernama Bumi Plc ini juga tetap pada pendiriannya untuk tidak mengakui penilaian KPMG Corporate Finance Pte Ltd atas ABL.

Pasalnya, Rosan menunjuk KPMG secara sepihak. Sehingga, dinilai tidak representatif.

Adapun tuntutan resmi tersebut diajukan 20 Januari 2014. Ini terkait Rosan yang tidak memenuhi kewajiban untuk membayar ganti rugi atas tuduhan penggelapan dana ketika ia menjadi Direktur Utama BRAU.

Nilai ganti rugi yang harus dibayar senilai US$ 173 juta, baik tunai maupun aset. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, yaitu 26 Desember 2013, Rosan tak kunjung membayarnya. Bahkan, dana awal (perjanjian pemulihan) yang harusnya ditransfer 26 September 2013 sekitar US$ 30 juta pun tidak dipenuhi.

Terkait arbitrase di Singapura ini, pihak Asia Resource dan BRAU tengah menunggu pembelaan dari Rosan. Kemudian, terkait pemulihan sisa kerugian senilai US$ 30,67 juta, BRAU bersama Asia Resource sudah mulai berperkara dengan Chateau de Bonaban SAS dan Chateau de la Grenerie SAS. Kedua perusahaan yang berdomisili di Perancis ini secara tidak langsung miliki Rosan.

Sidang dengar pendapat mengenai hal tersebut rencananya akan digelar pada akhir Juni 2014. Adapun, Rosan menguasai kedua perusahaan itu melalui perusahaan induk yang berlokasi di Luxembourg. Perusahaan induk itu bernama RCapital Holding. Rcapital ini dinilai sebagai penerima utama atas keuntungan (ultimate beneficial owner) dua perusahaan Perancis itu. Aset keduanya ditaksir mencapai €15 juta.

“Perseroan (Asia Resource) telah menerima penetapan sita jaminan atas saham-saham RCapital di perusahaan-perusahaan Perancis tersrbut,” jelas Raden Curt.

Saat ini, BRAU dan Asia Resources menunggu penetapan arbitrase. Diperkirakan hasil penetapan akan terbit pada September 2014 mendatang.

Di saat yang sama, BRAU telah mengajukan permohonan pembubaran Cheteau Asset Managenet SPC. Perusahaan meminta pengadilan Cayman Islands mengeluarkan perintah pemberhentian jajaran direksi saat ini dan menggantikannya dengan direktur-direktur baru.

Penggantian direksi ini dalam rangka penyelidikan untuk mengetahui apakah masih ada sisa nilai investasi yang dapat dipulihkan. Adapun, sidagng dengar pendapat kasus ini dijadwalkan minggu pertama Maret 2014.

Cheteau Asset Managenet ini adalah tempat Rosan dituduh melakukan penggelapan dana sebesar US$ 75 juta. Namun, pada pemeriksaan lebih lanjut diketahui nilainya membengkak menjadi US$ 200 juta.

Post a Comment

Required fields are marked *

*
*